KEBUTUHAN INVESTASI
Untuk melihat seberapa besar investasi yang harus ditanamkan dalam rangka mencapai suatu tingkat pertumbuhan ekonomi tertentu di Kota Lubuk Linggau maka dibutuhkan perhitungan ICOR (Incremental Capital Output Ratio). Besaran ICOR ini menunjukkan hubungan antara jumlah kenaikan PDRB (∆Y) yang disebabkan oleh penambahan investasi (∆K). Dengan kata lain, besaran ICOR menunjukkan seberapa besar ekonomi daerah dapat tumbuh dengan penambahan investasi yang telah dan akan ditanamkan.
Analisis ICOR
ICOR di Kota Lubuk Linggau selalu mengalami peningkatan sejak tahun 2003 sampai tahun 2008. Pada tahun 2004 nilai ICOR di Kota Lubuk Linggau adalah sebesar 3,60. Angka ini menunjukkan bahwa untuk menghasilkan tambahan output sebesar 1 unit diperlukan tambahan modal (investasi) sebesar 3,6 unit atau untuk meningkatkan tambahan output sebesar Rp 1.000,- diperlukan tambahan modal sebesar Rp. 3.600,-. Pada tahun 2005 nilai ICOR di Kota Lubuk Linggau meningkat sebanyak 0,09 persen menjadi 3,69 dibandingkan tahun 2004. Selanjutnya pada tahun 2006 dan 2007 terjadi nilai ICOR menjadi 3,74 dan 3,70. Penurunan yang terjadi pada tahun 2007 ini mencerminkan bahwa penggunaan modal relatif lebih efisien dibandingkan tahun 2006. Pada tahun 2008 kembali terjadi peningkatan nilai ICOR sebesar 0,11 persen dibandingkan tahun 2007 menjadi sebesar 3,81 persen.
ICOR Kota Lubuk Linggau Tahun 2003 - 2008
2003 | 2004 | 2005 | 2006 | 2007 | 2008 | Rata-Rata | |
Investasi (Juta Rp.) | 142.491 | 156.004 | 174.375 | 187.979 | 201.440 | 222.061 | |
PDRB ADHK 2000 (Juta Rp.) | 745.297 | 788.634 | 835.849 | 886.057 | 940.505 | 998.856 | |
∆ Investasi (Juta Rp.) | 13.513 | 18.371 | 13.604 | 13.461 | 20.621 | ||
∆ PDRB ADHK 2000 (Juta Rp.) | 43.337 | 47.215 | 50.208 | 54.448 | 58.351 | ||
ICOR | 3,60 | 3,69 | 3,74 | 3,70 | 3,81 | 3,71 |
Hal ini mengindikasikan bahwa untuk menghasilkan tambahan output sebesar 1 unit diperlukan tambahan modal (investasi) sebesar 3,81 unit atau untuk meningkatkan tambahan output sebesar Rp 1.000,- diperlukan tambahan modal sebesar Rp. 3.810,-. Besarnya nilai ICOR pada tahun 2008 ini dipengaruhi oleh peningkatan investasi pemerintah sebesar 36,14 persen dan investasi swasta sebesar 11,67 persen turut menyebabkan meningkatnya nilai ICOR di Kota Lubuk Linggau.
Namun besarnya nilai ICOR pada tahun 2008 di Kota Lubuk Linggau tidak dapat secara langsung diartikan bahwa terjadi inefisiensi penggunaan modal, karena sebagai daerah yang relatif baru terbentuk, maka investasi yang dilakukan pemerintah lebih banyak mengarah pada pembangunan prasarana fisik perkotaan dan pembangunan layanan publik, yang secara ekonomi merupakan salah satu jenis investasi padat modal dengan tingkat output rendah.
Perkembangan nilai ICOR di Kota Lubuk Linggau sejak tahun 2003 - 2008 menunjukkan bahwa secara rata-rata per tahun diperoleh nilai ICOR sebesar 3,71. Nilai ICOR Kota Lubuk Linggau yang relatif rendah ini menunjukkan bahwa penggunaan investasi yang ditanamkan di Lubuk Linggau cukup efisien. Secara umum, nilai ICOR yang menunjukkan produktivitas investasi yang baik antara 3–4, semakin tinggi ICOR memberikan Indikasi kemungkinan terjadinya inefisiensi dalam penggunaan investasi (Widodo, 1990:28). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa produktivitas investasi Kota Lubuk Linggau yang memiliki nilai rata-rata ICOR sebesar 3,71 sudah cukup baik.
Analisis Kebutuhan Investasi
Nilai ICOR dan indikator PDRB merupakan salah satu data dan informasi penting dalam proses perencanaan pembangunan ekonomi daerah. Bagi para pengambil keputusan di pemerintahan, indikator-indikator ini bermanfaat untuk memperkirakan kebutuhan riil investasi di suatu wilayah dalam mencapai target tingkat pertumbuhan ekonomi tertentu. Dengan menetapkan target tingkat pertumbuhan ekonomi dan inflasi dengan besaran tertentu, maka dengan dasar nilai rata-rata ICOR yang ada, kebutuhan investasi pada tahun-tahun mendatang dapat ditentukan. Mengacu kepada formulasi Widodo (1990:24), maka kebutuhan investasi di Kota Lubuk Linggau untuk tahun 2009 - 2013 dijelaskan pada Tabel berikut :
Kebutuhan Investasi Di Kota Lubuk Linggau Tahun 2009 – 2013
(Asumsi Rata-Rata Pertumbuhan Ekonomi 6,5 % dan Tingkat Inflasi 10 %)
Tahun | 2009 | 2010 | 2011 | 2012 | 2013 |
Pertumbuhan Ekonomi | 6,5 % | 6,5 % | 6,5 % | 6,5 % | 6,5 % |
Tingkat Inflasi | 10 % | 10 % | 10 % | 10 % | 10 % |
PDRB ADHK 2004 (Juta Rp.) | 1.063.782 | 1.132.928 | 1.206.568 | 1.284.995 | 1.368.520 |
ICOR | 3,71 | 3,71 | 3,71 | 3,71 | 3,71 |
Kebutuhan Investasi (Juta Rp.) | 242.448 | 264.160 | 287.283 | 311.909 | 338.136 |
Dalam rangka memacu pembangunan di Kota Lubuk Linggau di masa-masa mendatang, maka Pemerintah Kota Lubuk Linggau harus memiliki target atau sasaran tingkat pertumbuhan ekonomi dengan suatu besaran tertentu. Mengingat pertumbuhan ekonomi di Kota Lubuk Linggau pada tahun 2008 sebesar 6,21 persen, maka jika target rata-rata pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 - 2013 ditetapkan 6,5 persen setiap tahun dan dengan asumsi inflasi Kota Lubuk Linggau tidak lebih dari dua digit (kurang dari 10 persen per tahun) dan nilai ICOR konstan, maka pada tahun 2009 kebutuhan riil investasi di Kota Lubuk Linggau mencapai Rp. 242,448 milyar. Selanjutnya dengan asumsi –asumsi yang sama, maka pada tahun 2010 investasi yang dibutuhkan mencapai Rp. 264,160 milyar. Hingga pada tahun 2013 nanti, tingkat kebutuhan investasi di Kota Lubuk Linngau harus mencapai Rp. 338,136 milyar dengan asumsi pertumbuhan 6,5 persen dan tingkat inflasi 10 persen.
Kebutuhan Investasi Di Kota Lubuk Linggau Tahun 2009 - 2013
(Asumsi Rata-Rata Pertumbuhan Ekonomi 7 % dan Tingkat Inflasi 10 %)
Tahun | 2009 | 2010 | 2011 | 2012 | 2013 |
Pertumbuhan Ekonomi | 7% | 7% | 7% | 7% | 7% |
Tingkat Inflasi | 10% | 10% | 10% | 10% | 10% |
PDRB ADHK 2004 (Juta Rp.) | 1.068.776 | 1.143.590 | 1.223.641 | 1.309.296 | 1.400.947 |
ICOR | 3,71 | 3,71 | 3,71 | 3,71 | 3,71 |
Kebutuhan Investasi (Juta Rp.) | 244.016 | 267.508 | 292.644 | 319.540 | 340.318 |
Tabel diatas memperlihatkan bahwa jika tingkat pertumbuhan ekonomi ditargetkan sebesar 7 persen maka kebutuhan riil investasi di Kota Lubuk Linggau pada tahun 2009 mencapai Rp. 244,016 milyar dan tahun 2010 mencapai Rp. 267,508 milyar, sehingga pada tahun 2013 nantinya investasi yang harus ditanamkan di Kota Lubuk Linggau mencapai Rp. 340,318 milyar untuk tetap mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen.
Melalui skenario-skenario tingkat pertumbuhan ekonomi tertentu, maka untuk menaikkan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 0,5 persen (dari 6,5 % ke 7 %) dibutuhkan tambahan investasi. Tabel 17 menunjukkan bahwa untuk merubah target pertumbuhan ekonomi dari 6,5 persen menjadi 7 persen dibutuhkan tambahan investasi sebesar Rp. 1,568 milyar di tahun 2009, Rp. 3,348 milyar di tahun 2010, Rp. 5,361 milyar di tahun 2011, Rp. 7,631 milyar di tahun 2012 dan Rp. 2,182 milyar pada tahun 2013. Kondisi ini menunjukkan bahwa untuk mempertahankan bahkan menaikkan tingkat pertumbuhan ekonomi di Kota Lubuk Linggau pada masa mendatang diperlukan investasi yang cukup besar. Pemerintah Kota Lubuk Linggau tidak cukup dengan hanya mengandalkan investasi pemerintah yang diperoleh dari DAU saja, mengingat keterbatasan pemerintah pusat dalam mengalokasikan jumlah DAU ke setiap daerah. Hal ini dapat ditindaklanjuti melalui penciptaan iklim investasi yang baik, sehingga banyak investor yang akan menanamkan investasi di Kota Lubuk Linggau, yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap peningkatan PAD. Di samping itu, peran perbankan cukup besar dalam peningkatan investasi di Kota Lubuk Linggau. Melalui peningkatan kredit yang disalurkan kepada masyarakat untuk kepentingan modal kerja dan investasi dapat memacu pertumbuhan ekonomi di Kota Lubuk Linggau.
Tambahan Investasi Di Kota Lubuk Linggau Tahun 2009 - 2013
Untuk Menaikkan Target Pertumbuhan Ekonomi dari 6,5 % ke 7 %
Tahun | 2009 | 2010 | 2011 | 2012 | 2013 |
Kebutuhan Investasi Dengan Asumsi Pertumbuhan Ekonomi 7 % per tahun (Juta Rp.) | 244.016 | 267.508 | 292.644 | 319.540 | 340.318 |
Kebutuhan Investasi Dengan Asumsi Pertumbuhan Ekonomi 6 % per tahun (Juta Rp.) | 242.448 | 264.160 | 287.283 | 311.909 | 338.136 |
Selisih Kebutuhan Investasi (Juta Rp.) | 1.568 | 3.348 | 5.361 | 7.631 | 2.182 |
0 komentar:
Posting Komentar