Kantor Penanaman Modal Kota Lubuklinggau

About Us

Foto saya
Alamat : Jl. Garuda No. 66 Kel. Bandung Ujung Kec. Lubuklinggau Barat I Kota Lubuklinggau Telp. (0733) 324948 Fax. (0733) 324948 Website : kpm.lubuklinggau.go.id

Rabu, 31 Maret 2010

Konsep Pengembangan Pasar

2 komentar

KONSEP PENGEMBANGAN PASAR

DI KOTA LUBUKLINGGAU


Sebagai kota Dagang dan Jasa, Lubuklinggau belum memiliki infrastruktur pelayanan dasar yang mendukung dan ini memberi peluang cukup besar diantaranya :
1. Fasilitas Perdagangan Skala Regional.
2. Fasilitas Jasa (belum dikembangkan).
3. Fasilitas Transportasi (Ring Road).

Kondisi eksisting pasar di Kota Lubuklinggau pada saat ini

Pasar Inpres Blok A dan Blok B

Lokasi : Jalan Jenderal Sudirman Kelurahan Permiri Kecamatan Lubuklinggau Barat II
               Luas Lahan : 1.500 m²
Status : Hak Pakai.
Jumlah Pedagang : 2.125 pedagang.
Terlihat semrawut, jenis komoditi perdagangan sayur, sembako, ikan, daging, barang, pakaian, membaur dalam satu bangunan. Perlu penataan dan pengembangan untuk dijadikan pusat perdagangan terpadu bagi masyarakat Kota Lubuklinggau dan Kabupaten tetangga lainnya (Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Empat Lawang).
Pasar Inpres Blok A dan Blok B akan dikembangkan menjadi Pasar Grosir dan Modern



Pasar Bukit Sulap

Lokasi         : Jalan Jenderal Sudirman Kelurahan Pasar Satelit Kecamatan Lubuklinggau
                       Utara   II
Luas Lahan : 9.550 m²
Status          : Hak Pakai.
Jumlah Pedagang : 1.000 pedagang.
Komoditi : Pakaian, sayur, sembako, ikan, daging dan barang kelontong.
Akan dikembangkan menjadi Pasar Tradisional Modern

Pasar Moneng Sepati

Lokasi          : Jalan Yos Sudarso Kelurahan Moneng Sepati Kecamatan Lubuklinggau
                        Selatan II
Luas Lahan : 1,175 m²
Status           : Hak Milik.
Jumlah Pedagang : 200 pedagang.
Komoditi : Sayur, sembako, ikan, daging.
Akan dikembangkan menjadi Pasar Tradisional Modern

Pasar Sayur Watas

Lokasi          : Jalan Garuda Kelurahan Watas Kecamatan Lubuklinggau Barat I
Luas Lahan : 5.500 m²
Status          : Hak Pakai.
Jumlah Pedagang : 50 pedagang.
Komoditi : Sayur.
Akan dikembangkan menjadi Pasar Tradisional Modern


Pasar Ikan Simpang Periuk

Lokasi          : Jalan Yos Sudarso Kelurahan Lubuk Kupang Kecamatan Lubuklinggau Selatan II
Luas Lahan : 19.975 m²
Status           : Hak Milik.
Jumlah Pedagang : 250 pedagang.
Komoditi      : Ikan.
Akan dikembangkan menjadi Pasar Tradisional Modern

BENTUK PASAR GROSIR DAN MODERN







BENTUK PASAR TRADISIONAL MODERN






Selengkapnya...

Senin, 29 Maret 2010

Rencana Pembangunan Kota Mandiri

1 komentar

MASTERPLAN KOTA BARU LUBUKLINGGAU


             Pemerintah Kota Lubuklinggau merencanakan pembangunan perumahan dengan lokasi di wilayah Kecamatan Lubuklinggau Utara I, dengan luas lahan sebesar 962 Ha untuk pembangunan 1.459 unit rumah. Lokasi pembangunan perumahan berdekatan dengan Terminal Type B Kelurahan Petanang dan Komplek Perumahan Bukit Durian Indah di Kelurahan Durian Rampak serta kawasan Sport Centre di Kelurahan Petanang sebagai kawasan perumahan bagi masyarakat Kota Lubuklinggau. Pembangunan kawasan perumahan tersebut sebagai Kota Mandiri yang dibagi menjadi 3 (tiga) type yakni :

1. Rencana Kapling Besar

    - Luas lahan : 47 Ha.

    - Luas kapling : @ 1.000 m2.

   - Jumlah kapling : 176 buah.

2. Rencana Kapling Sedang

    - Luas lahan :21 Ha

    - Luas kapling : @ 500 – 600 m2

    - Jumlah kapling : 389 buah.

3. Rencana Kapling Kecil

    - Luas lahan : 120 Ha

    - Luas Kapling : @ 300 m2

   - Jumlah Kapling : 894 buah.



DETAIL ENGINERING DESIGN (DED) KAWASAN KOTA BARU MANDIRI


 


Rencana Kapling Besar




























Rencana Kapling Sedang






































Rencana Kapling Kecil
Selengkapnya...

Kamis, 25 Maret 2010

Potensi dan Peluang Investasi

0 komentar


 POTENSI DAN PELUANG INVESTASI  



Pertanian
Tanaman Bahan Makanan
        Sektor pertanian di Kota Lubuklinggau di tahun 2007 memberikan kontribusi sebesar 6,73 persen. Sejalan dengan karakteristik kota Lubuklinggau yang merupakan daerah perkotaan, sektor pertanian merupakan sektor yang tidak dominan dalam perekonomian regional. Namun demikian, fokus pemerintahan dalam pengembangan sektor pertanian terus ditingkatkan. Hal ini dikarenakan eksistensi sektor tersebut dapat menyerap tenaga kerja yang cukup luas serta berkaitan dengan program ketahanan pangan daerah.
            Luas lahan di Kota Lubuklinggau meliputi lahan sawah dan lahan bukan sawah. Lahan kering  meliputi: rumah dan pekarangan, tegal/kebun, ladang/huma, padang rumput, perkebunan, hutan negara, hutan rakyat dan lahan lainnya. Di tahun 2008 luas lahan sawah mencapai 2405,5 hektar atau hanya sekitar 6 persen dari luas wilayah Kota Lubuklinggau yang mencapai 40 ribu hektar. Luas lahan sawah paling besar terdapat di Kecamatan Lubuklinggau Selatan II yaitu mencapai 800 hektar atau sekitar 34 persen dari luas lahan sawah di Lubuklinggau. Sedangkan kecamatan denga luas lahan sawah terkecil adalah kecamatan Lubuklinggau Timur I yang mempunyai lahan sawah sebesar 27 hektar atau sekitar 1 persen dari total luas lahan sawah di Lubuklinggau. 
Luas Lahan Sawah dan Luas Wilayah per Kecamatan Di Kota Lubuklinggau
Tahun 2008
No
Kecamatan
Luas Lahan Sawah (Ha)
Luas Wilayah (Ha)
(1)
(2)
(3)
(4)
1.
LL Barat I
488
5.480,87
2.
LL Barat II
155
1.083,63
3.
LL Selatan I
118
8.515,18
4.
LL Selatan II
800
3.716,68
5.
LL Timur I
60
1.390,41
6.
LL Timur II
27
1.012,40
7.
LL Utara I
655
15.240,30
8.
LL Utara II
107,5
3.710,54
Jumlah
2405,5
40.150,01
           
            Perbandingan luas lahan sawah dengan luas wilayah per kecamatan cukup kecil, hal ini memberikan gambaran bahwa terdapat potensi pengembangan pertanian  dengan perluasan tanaman pertanian.  Kecamatan Lubuklinggau Utara I mempunyai luas wilayah terbesar daripada kecamatan lainnya yaitu mencapai 15 ribu hektar. Akan tetapi kecamatan tersebut mempunyai luas lahan sawah hanya sebesar 655 hektar atau hanya sebesar 4,3 persen. Di sisi lain, Kecamatan Lubuklinggau Selatan I mempunyai lahan sawah terbesar yaitu 800 hektar atau sekitar 21,5 persen dari wilayah kecamatan. Lahan sawah di Kota Lubuklinggau menghasilkan komoditi tanaman bahan makanan yaitu padi, palawija, dan  beberapa hasil tanaman holtikultura.
            Lahan sawah yang diusahakan di Kota Lubuklinggau sebagian besar berupa lahan dengan pengairan lahan teknis serta lahan tadah hujan. Angka produksi padi di tahun 2008 mencapai 22 ribu ton dengan luas panen sekitar 4.483 hektar. Jadi secara umum angka produktivitas padi sebesar 50,93 kuintal/Ha. Sentra produksi padi di Kota Lubuklinggau adalh di Kecamatan Lubuklinggau Selatan II, Lubuklinggau Utara II, dan Lubuklinggau Barat II yang menghasilkan padi mencapai diatas 2000 ton di tahun 2008. 



       Produksi Padi, Luas Lahan dan Produktivitas Dalam Kota Lubuklinggau Tahun 2008
No
Kecamatan
Luas panen (Ha)
Produksi (Ton)
Produktivitas (Kuintal/Ha)
(1)
(2)
(3)
(4)
(4)
1.
Lubuklinggau Barat I
340
1.596,0
46,94
2.
Lubuklinggau Barat II
600
2.880,0
48,00
3.
Lubuklinggau Selatan I
147
643,7
43,79
4.
Lubuklinggau Selatan II
2.200
11.879,0
54,00
5.
Lubuklinggau Timur I
135
648,0
48,00
6.
Lubuklinggau Timur II
14
62,0
44,29
7.
Lubuklinggau Utara I
946
4.650,8
49,16
8.
Lubuklinggau Utara II
101
471,0
46,63
Jumlah
4.483
22.830,5
50,93













 Komoditi palawija di Kota Lubuklinggau seperti jagung dan ubi kayu. Total produksi jagung kota Lubuklinggau  tahun 2008 adalah 97,5 ton, ubi kayu dengan total produksi 828,20 ton. Secara umum produksi jagung dan ubi kayu tersebut belum mampu menjadi komoditi utama. Hal tersebut disebabkan total luas tanam untuk komoditi tersebut masih minim. Sentra produksi jagung terletak di Kecamatan Lubuklinggau Utara I dan Lubuklinggau Selatan II. Sedangkan ubi kayu berada di kecamatan Lubuklinggau Barat I dan Lubuk Linggau Selatan II.

          Produksi Padi, Luas Lahan dan Produktivitas Dalam Kota Lubuklinggau 
Tahun 2008
No
Kecamatan
Luas panen (Ha)
Produksi (Ton)
Produktivitas (Kuintal/Ha)
(1)
(2)
(3)
(4)
(4)
1.
Lubuklinggau Barat I
340
1.596,0
46,94
2.
Lubuklinggau Barat II
600
2.880,0
48,00
3.
Lubuklinggau Selatan I
147
643,7
43,79
4.
Lubuklinggau Selatan II
2.200
11.879,0
54,00
5.
Lubuklinggau Timur I
135
648,0
48,00
6.
Lubuklinggau Timur II
14
62,0
44,29
7.
Lubuklinggau Utara I
946
4.650,8
49,16
8.
Lubuklinggau Utara II
101
471,0
46,63
Jumlah
4.483
22.830,5
50,93
          
Komoditi pertanian palawija lainnya yang membantu dalam pengembangan ketahanan pangan daerah adalah komoditi ubi jalar, kacang tanah dan kedelai. Komoditi tersebut mempunyai potensi memberikan kontribusi yang  lebih besar jika dilakukan pengembangan. Perluasan penanaman dan pengembangan metode bercocok tanam memberikan seperti insifikasi pertanian ataupun menambah luas penanaman dengan tumpang sari dapat memberikan pengaruh yang signifikan dalam peningkatan produksi lokal.

Potensi Palawija dan Sentra Produksi Palawija di Kota Lubuklinggau  Tahun 2008
No
Komoditi
Luas panen (Ha)
Produksi (Ton)

(1)
(2)
(3)
(4)

1.
Ubi Jalar
19,0
55,4

2.
Kacang Tanah
9,0
21,0

3.
Kacang Kedelai
5,0
6,9


            Peningkatan produksi pertanian guna peningkatan ketahanan pangan domestik diperlukan revitalisasi sektor pertanian yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Selain dari sektor tanaman pangan, sektor peternakan juga sangat berperan dalam perbaikan gizi masyarakat, selain itu sektor peternakan juga merupakan sumber pendapatan yang cukup potensial bagi masyarakat peternak maupun menambah pendapatan daerah.

                     Jumlah Potensi Hewan Ternak per Kecamatan Di Kota Lubuklinggau Tahun 2008
No
Sentra Produksi
Sapi
Kerbau
kambing
Ayam Kampung
Itik
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1.
Lubuklinggau Barat I
145
50
660
5.655
3.440
2.
Lubuklinggau Barat II
252
-
389
5.785
2.760
3.
Lubuklinggau Selatan I
259
-
1.040
4.675
4.260
4.
Lubuklinggau Selatan II
598
336
1.577
9.565
3.750
5.
Lubuklinggau Timur I
192
75
675
4.376
3.180
6.
Lubuklinggau Timur II
56
-
640
4.279
3.400
7.
Lubuklinggau Utara I
891
297
1.125
7.196
4.760
8.
Lubuklinggau Utara II
303
187
948
4.575
4.520
jumlah
2.696
945
7.074
46.106
30.070
Produk hasil peternakan seperti: daging, susu, telor, kulit dan hasil lainnya juga merupakan bahan baku bagi industri. Komoditi ternak yang diusahakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat Lubuklinggau terdiri: ternak Besar besar dan unggas. Ternak besar meliputi: sapi, kerbau, kambing.  Sedangkan ternak unggas terutama meliputi ayam kampung dan itik. Sejalan dengan hal tersebut, hasil produksi peternakan di Kota Lubuklinggau dalam kurun waktu tiga tahun terakhir mengalami kenaikan. Dengan ditunjang distribusi hasil-hasil produk peternakan yang luas, penyebaran produk tersebut dapat terjangkau di seluruh elemen masyarakat guna peningkatan ketahanan dan gizi masyarakat pada umumnya. Berikut tabel produksi hasil peternakan di Lubuklinggau.

           Produksi dari Komoditi peternakan Di Kota Lubuklinggau Tahun 2006-2008
No
Komoditi
2006
2007
2008
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Daging (Ton)





a.Sapi
307.184
398.093
745.900


b.Kerbau
79.512
95.535
139.680


c.Kambing
19.525
36.484
57.213


d. Unggas
655.750
751.750
1.355.640






2.
Telur (Ton)





a.Ayam ampung
10.250
20.425
21.513


b. Itik
12.250
26250
100.000


                                                            Peluang kerjasama pembangunan di sektor peternakan
No
  Peluang kerjasama pembangunan
Komoditi

(1)
(2)
(3)

1.
-   Pengembangan ayam buras, berupa  penyediaan sarana peternakan bagi masyarakat dengan sistem bagi hasil
-   Bantuan pemasaran hasil peternakan berupa telor dan ayam buras
Ayam Kampung

2.
- Pengembangan sapi unggul, penyedia sarana produksi , bimbingan teknis dan program pemanfaatan produk lanjutan pengolahan daging sapi
-  Penyediaan rumah potong hewan dengan tenaga terlatih

Sapi

3.
Bantuan sarana produksi  bagi pengembangan ternak itik dengan sistem bagi hasil serta pemanfaatan dan pemasaran produk itik (telur) untuk mendapatkan nilai tambah

Itik

4.
Bantuan sarana produksi  bagi pengembangan ternak kambing dengan sistem bagi hasil
Kambing

5.
Pemantauan kesehatan ternak  berkala oleh instansi terkait
Semua komoditi


Perikanan
Potensi sektor perikanan di Kabupaten sangat terkait dengan luasnya areal untuk perikanan dan juga luasnya lahan yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya perikanan. Selain hal tersebut adalah penggunaan teknologi modern baik berupa cara-cara teknis maupun bibit unggul. Potensi Perikanan di Kota Lubuklinggau adalah berupa perikanan darat yang berupa penangkapan di perairan umum dan budidaya air tawar. Hampir di seluruh kecamatan memberikan kontribusi dalam produksi perikanan di Kota Lubuklinggau.
               Produksi perikanan berupa Perikanan Umum dan Kolam di Kota Lubuklinggau
                                                   Tahun 2008 (dalam Ton)
No
Lokasi Potensi
Perairan Umum
Kolam
(1)
(2)
(3)
(4)
1.
Lubuklinggau Barat I
8,65
115,47
2.
Lubuklinggau Barat II
8,66
113,49
3.
Lubuklinggau Selatan I
2,05
133,16
4.
Lubuklinggau Selatan II
2,09
1.269,00
5.
Lubuklinggau Timur I
2,08
84,28
6.
Lubuklinggau Timur II
2,08
86,30
7.
Lubuklinggau Utara I
3,42
89,27
8.
Lubuklinggau Utara II
4,27
79,37
Jumlah
33,3
1.970,34
                Produksi perikanan tahun 2008 di Lubuklinggau mencapai 1.970 ton dari perikanan darat yang berupa kolam. Sedangkan hasil produksi perikanan darat dari perairan umum sebesar 33,3 ton. Produksi perikanan berupa kolam adalah berbagai jenis ikan budidaya air tawar seperti ikan mas, tawes, mujair, nila, gurame, dan lain sebagainya.



















Produksi Komoditi Perikanan Darat dan Daerah
 Potensi Di Kota Lubuklinggau Tahun 2008                                                      
No
Jenis Komoditi
Produksi (Ton)
Daerah Potensi
(1)
(2)
(3)
(4)
1.
Ikan Mas
20.700
Lubuklinggau Barat I
Lubuklinggau Barat II
Lubuklinggau Utara I
Lubuklinggau Utara II
2.
Tawes
35.227
Lubuklinggau Selatan II
LubuklinggauSelatan II
Lubuklinggau Timur I
Lubuklinggau Timur II
Lubuklinggau Utara I
Lubuklinggau Utara II
3.
Mujair
96.970
Lubuklinggau Selatan I
Lubuklinggau Selatan II

4.
Nila
1.763,6
Lubuklinggau Selatan II
Lubuklinggau Selatan I

5.
Gurame
15.900
Lubuklinggau Timur I
Lubuklinggau Timur II

Industri pengolahan hasil perikanan merupakan sarana yang sangat penting bagi pengembangan sektor perikanan. Industri pengolahan  yang ada di Kota Lubuklinggau belum cukup mendukung apabila dilihat dari potensi perikanan yang ada di Kota Lubuklinggau. 


                                                     Peluang kerjasama pembangunan sektor perikanan
No
Peluang Kerjasama pembangunan

(1)
(2)

1.
-   Pengembangan pembibitan benih ikan
-   Bantuan dana dan permodalan petani bagi pengembangan budidaya  ikan
-   Pemasaran hasil perikanan
-   Pengembangan pembibitan benih ikan air tawar: Ikan mas,  gurami dan ikan air tawar lainnya


2.
-  Bantuan dan penguatan modal bagi kelompok-kelompok penangkar benih


3.
- Pembangunan industri pengolahan ikan

4.
-  Pembinaan tehnis pengembangan usaha  pengolahan rumah tangga (ikan asin) dan bantuan pemasaran



Perkebunan
Komoditi unggulan sektor perkebunan di Lubuklinggau adalah: Karet, Kelapa Sawit dan Kelapa Tamanan lain yang diusahakan oleh masyarakat seperti: Kopi dan Kelapa. Perkebunan di Lubuklinggau terdiri dari perkebunan rakyat.

Produksi Perkebunan di Kota Lubuklinggau Tahun 2008
No
Lokasi Potensi
Karet
Kopi
Kelapa
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1.
Lubuklinggau Barat I
352.500
50.350
1000
2.
Lubuklinggau Barat II
98.420
8.400
450
3.
Lubuklinggau Selatan I
1.237.800
224.400
7.480
4.
Lubuklinggau Selatan II
142.300
15.900
400
5.
Lubuklinggau Timur I
158.200
6.050
750
6.
Lubuklinggau Timur II
100.000
3.500
480
7.
Lubuklinggau Utara I
4.172.500
27.900
1.270
8.
Lubuklinggau Utara II
23.050
6.160
1.380
Jumlah
6.285.570
339.500
13.210

Peluang Kerjasama
Hasil dari sektor perkebunan masih dapat di tingkatkan dengan menambah areal tanam, karena masih terdapat lahan potensial tanaman perkebunan yang belum dimanfaatkan. Dengan menambah luas areal tanam, maka produksi akan meningkat. Luas areal tanaman perkebunan yang belum dimanfaatkan di Kota Lubuklinggau seluas 15 ribu ha. Lahan tersebut merupakan lahan yang potensial untuk ditanami tanaman perkebunan seperti: karet, kelapa, kelapa, kopi. Komoditas unggulan tiap-tiap kecamatan dan luas areal yang masih bisa dimanfaatkan dapat dilihat pada tabel.
Kerjasama pembangunan sektor perkebunan antara lain :
·      Kemitraan dengan pola inti plasma pengembangan perkebunan karet di Kecamatan Lubuklinggau Utara I
·      Kemitraan dengan pola inti plasma pengembangan perkebunan kelapa di kecamatan Lubuklinggau Selatan I
·      Kemitraan dengan pola inti plasma pengembangan kakao dan kopi di Kecamatan Lubuklinggau Selatan I dan Lubuklinggau Barat I
·      Bantuan dana bagi petani untuk pengembangan  perkebunan.
·      Kemitraan antara kelompok petani Karet dengan industri pengolahan karet dalam  pemasaran hasil karet
·      Kemitraan antara PT PUSRI sebagai pengahasil pupuk dengan kelompok- kelompok petani.
·      Bimbingan dan pelatihan tehnis oleh instansi terkait  bagi pengembangan pengelolaan perkebunan .

Industri
            Sektor industri sangat penting perannya dalam pembangunan Kota Lubuklinggau. Di sektor industri menyerap tenaga kerja paling banyak sehingga mengurangi jumlah pengangguran. Disamping sektor ini memberikan andil yang cukup besar bagi pendapatan daerah. Pengembangan sektor di Kota Lubuklinggau sejalan dengan bentuk administrasi yang berupa perkotaan. Sektor industri merupakan sektor strategis dalam perekonomian Kota Lubuklinggau. Pada tahun 2007 sektor ini menyumbang sekitar 8,96 persen terhadap PDRB Kota Lubuklinggau atau merupakan sektor kelima terbesar dalam perekonomian setelah sektor perdagangan, bangunan, jasa-jasa, dan keuangan. Jumlah industri di Kota Lubuklinggau di Tahun 2008 mencapai 2700 unit usaha.  Sebagian besar industri di Kota Lubuklinggau berupa indutri kecil. Pengembangan potensi industri di Kota Lubuklinggau dapat memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perekonomian regional.

                          Jumlah Industri dan Tenaga Kerja di Kota Lubuklinggau Tahun 2008
No.
Kelompok Indstri
Unit Usaha
Jumlah tenaga Kerja (orang)
(1)
(2)
(3)
(4)
1.
Industri Kimia Dasar
205
436
2.
Industri Logam Dasar
313
828
3.
Industri Aneka
-
-
4.
Industri Kecil
2.193
4.027
Jumlah
2.711
5.291

Pembangunan industri akan lebih efektif jika pembangunan tersebut terletak di daerah sentra penghasil bahan baku industri. Sebagian besar bahan baku industri berasal dari sektor pertanian. Investasi dengan pembangunan industri-industri dengan  bahan baku hasil pertanian dan perikanan seperti: industri karet di Kecamatan Lubuklinggau utara I, industri pengolahan ikan di Kecamatan Lubuklinggau Selatan II, industri pengolahan kelapa di Kecamatan Lubuklinggau Selatan I. Industri penggilingan padi di Kecamatan Lubuklinggau Selatan II. Salah satu produk unggulan industri di Kota Lubuklinggau adalah industri minyak nilam. Aktivitas produksi minyak nilam di kota Lubuklinggau mempunyai potensi yang cukup besar. Industri olahan minyak nilam mempunyai peranan penting dalam perekonomian daerah khususnya Lubuklinggau antara lain :
-   Penyerapan tenaga kerja mulai dari pembibitan sampai pemasaran.
-   Banyak melibatkan industri pendukung dan terkait lainnya (industri pembibitan , mesin dan peralatan, percetakan, sarana pertanian, jasa transportasi, jasa perdagangan, dll)
-   Minyak Nilam belum banyak dikenal di Indonesia tetapi cukup dikenal di pasaran Internasional
-   Penghasil pendapatan daerah
Industri olahan minyak nilam memiliki struktur yang relatif kuat terutama karena :
- Penggunaan bahan baku lokal cukup tinggi
- Produk minyak nilam yang diproduksi dari kota Lubuklinggau memiliki kualitas yang lebih baik bentuk warna dan aroma sesuai dengan standar ekspor
- Potensi lahan cukup tersedia
-  Teknologi telah dapat dikuasai
Dari 70 ( tujuh puluh ) jenis minyak Asiri yang diperdagangkan di pasaran Internasional, sekitar 9-12 macam/jenis minyak Asiri yang berasal dari Indonesia.
-  Minyak Nilam ( Patchouli Oil )
   adalah minyak Asiri yang berasal dari tanaman Nilam yang belum banyak dikenal di Indonesia, tetapi cukup dikenal di pasaran Internasional.
-   Minyak Nilam banyak dimanfaatkan sebagai bahan :
o Campuran (kosmetik,parfum,Sabun, pasta gigi, shampo, deodoran)
o Industri makanan (Essence, penambah rasa,dll)
o Farmasi (anti radang, anti fungi, dll)
o Sebagai bahan baku pengawetan barang serta kebutuhan industri lainnya
-   Kekhasan aroma, warna dan komponen yang terkandung dalam minyak Nilam asal Indonesia memiliki kelebihan tersendiri, sehingga sangat diminati dipasaran internasional.
   Dari 70% minyak Nilam yang berada dipasaran dunia,   
   70% diantaranya berasal dari Indonesia.
-   Untuk menghasilkan minyak Nilam dengan kualitas yang baik, sangat dipengaruhi oleh bahan baku, proses produksi/penyulingan serta pengemasan
-   Proses produksi/penyulingan yang dipakai sangat berpengaruh terhadap standar kualitas minyak Nilam berdasarkan wujud, warna, dan aroma (wujud : cairan kental, warna : kuning bernuansa hijau hingga merah menjurus coklat tua, aroma : spesifik mirip jeruk nipis atau kamper)
 Serta pembangunan industri-industri didaerah sentra bahan baku pertanian lainnya. Selanjutnya hal yang sangat pentinguna meningkatkan dan memacu produksi industri maka dilakukan:
-   Pengadaan pelatihan tehnis dan pembinaan  terutama bagi industri-industri sekala kecil/rumah tangga.
-    Bantuan permodalan bagi pengembangan industri rumah tangga
-    Kemitraan antara petani tanaman Nilam dengan pabrik olahan untuk menjamin keseimbangan suplai dan demand baik lokasi,jenis, jumlah, dan mutu tanaman Nilam


Penggalian
Di wilayah Kota Lubuklinggau tidak terdapat kegiatan pertambangan baik migas maupun non migas. Namun untuk kegiatan penggalian, utamanya penggalian golongan C cukup banyak terdapat di daerah ini. Pada tahun 2007 terdapat 14 perusahaan penggalian golongan C yang terdaftar pada Kantor Pertambangan dan Energi. Adapun produk barang galian yang dihasilkan adalah pasir, tanah liat, batu kali dan tanah urug. Pada tahun 2007 produksi pasir mencapai 71.763,17 m3, tanah liat 28.655,69 m3, dan batu kali 149.459,55 m3. peluang kerjasama dalam kegiatan usaha tersebut atara lain:
-          Investasi/penanaman modal bagi penggalian pasir, batu kali atau bahan galian golongan C
-          Investasi/penanaman modal bagi pendistrisbusian hasil galian

Listrik dan Air Bersih
Dalam usahanya memenuhi kebutuhan listrik di masyarakat, PLN Wilayah Kota Lubuklinggau telah meningkatkan produksinya. Demikian pula jumlah pelanggan yang dilayani juga bertambah, dimana pada tahun 2006 jumlah pelanggan sebanyak 29.827 menjadi 30.902 pada tahun 2007, atau meningkat sebesar 3,47 persen. Sedangkan di sisi lain Penyediaan air bersih bagi masyarakat juga sangat penting dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan penduduk. Hal ini terutama berkaitan dengan mulai tercemarnya sumber-sumber air alami sebagai dampak kegiatan pembangunan, seperti adanya limbah industri maupun limbah rumah tangga. Data yang diperoleh dari kantor PDAM, pada tahun 2007 telah disalurkan air bersih sebanyak 2.265.169m3 untuk pelanggan rumah tangga, tempat ibadah, kantor dan lainnya.
 
 Produksi Listrik yang terjual per jenis rumah tangga di Kota Lubuklinggau
                     Tahun 2006 dan 2008 (Kwh)
No
Unit Rumah Tangga
2006
2008
(1)
(2)
(3)
(4)
1.
Rumah Tangga
4.687.118
4.105.221
2.
Usaha
260.064
883.334
3.
Industri
80.200
92.269
4.
Instansi Pemerintah
152.448
124.190
5.
Lain-lain
135.860
251.735
Jumlah
5.315.690
5.456.749

Jumlah permintaan listrik tiap tahun menngkat. Hal ini disebabkan semakin besar kebutuhan listrik oleh masyarakat. Kenaikan cukup signifikan ditunjukkan hampir di seluruh rumah tangga usaha dalam kurun waktu 2006-2008. peluang kerjasama pembangunan di bidang kelistrikan antara lain:
-     pembangunan jaringan listrik hingga mencapai daerah pelosok sehingga msayarakat mendapatkan akses kelistrikan.
-     Program kemitraan dengan perusahaan penyedia listrik dalam berbagai kegiatan perluasan jaringan listrik terutama di rumah tangga industri.
            Secara umum jaringan air bersih di Kota Lubuklinggau mengalami pertumbuhan di tiap tahunnya. Kabutuhan air bersihb oleh masyarakat semakin meningkat. Di tahun 2007 tercatat jumlah air minum yang tersalurkan kepada konsumen mencapai 2,27 juta M3. Sedangkan di tahun 2008 naik menjadi 2 ,48 juta M3. Wujud Peluang kerjasama di sektor air bersih  dilaksanakan sejalan dengan pembangunan kelistrikan.

Konstruksi/Bangunan
            Pembangunan regional secara fisik m,erupakan salah satu wujud pembangunan di sektor kontruksi. Oleh karena itu, pembangunan di bidang kontruksi dibarengi perencanaan tata ruang kota yang terstruktur. Jumlah perusahaan kontruksi di Kota Lubuklinggau tahun 2008 sebanyak 2.413 uinit usaha.

                                Jumlah Perusahaan Kontruksi di Kota Linggau Tahun 2008
No
Lokasi Potensi
jumlah
(1)
(2)
(3)
1.
LUBUKLINGGAU Barat I
178
2.
LUBUKLINGGAU Barat II
531
3.
LUBUKLINGGAU Selatan I
129
4.
LUBUKLINGGAU Selatan II
166
5.
LUBUKLINGGAU Timur I
315
6.
LUBUKLINGGAU Timur II
219
7.
LUBUKLINGGAU Utara I
633
8.
LUBUKLINGGAU Utara II
242
Jumlah
2.413
Perdagangan
 Sektor perdagangan memegang peranan penting dalam perekonomian Kota Lubuklinggau. Pada tahun 2007 sumbangan sektor ini terhadap PDRB Kota Lubuklinggau mencapai kisaran angka 26 persen. Perkembangan sektor perdagangan Kota Lubuklinggau sangat didukung oleh posisi geografis kota ini, yaitu daerah persimpangan (transit) dari beberapa kota di Sumatera Selatan maupun kota-kota lain di luar Propinsi Sumatera Selatan seperti Jambi, Bengkulu, dan Padang.
            Perkembangan perusahaan perdagangan di Kota Lubuklinggau pada tahun 2007 dapat dikatakan stabil dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2007 jumlah penerbitan SIUP dan STDUP oleh dinas perindustrian dan perdagangan Kota Lubuklinggau mencapai 371, lebih kecil dibanding tahun 2006 yang mencapai 508. Sebagian besar adalah perusahaan kecil (PK), sebanyak 285 perusahaan. Perusahaan Menengah (PM) 65 perusahaan dan Perusahaan Besar (PB) sebanyak 21 perusahaan. Berbeda dengan tahun 2006, pada tahun 2007 penerbitan SIUP dan TDUP terbesar tidak lagi di Kecamatan Lubuklingau Timur II sebagai sentra perdagangan di Lubuklinggau, namun berada di Kecamatan Lubuklinggau Timur I. Hal ini menunjukkan adanya pengembangan kegiatan usaha di Kota Lubuklinggau. Sedangkan jumlah terbesar dalam penerbitan SIUP dan TDUP di tahun 2008 terbesar di Kecamatan Lubuklinggau Selatan II.
        Pelaku perdagangan secara umum berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Koperasi, maupun Firma. Pertumbuhan pelaku perdagangan dapat direpresen tasika dalam penerbitan SIUP dan TDUP.
Pelaku perdagangan tersebut menjadi potensi yang relative cukup besar dalam menunjang distribusi produk regional kepada konsumen.  Sejalan dengan hal tersebut posisi Kota Lubuklinggau yang strategis dalam antara beberapa propinsi menjadikan potensi yang cukup besar jika dikembangkan secara terstruktur.


                       Peluang Kerjasama pembangunan perdagangan
No
Peluang Kerjasama pembangunan

(1)
(2)

1.
-   Perdagangan komoditi pertanian tanaman bahan makanan
-   Pembangunan sarana penunjang yang berorientasi pada sumber bahan baku
-   Pengembangan koperasi sebagai mitra dagang petani dan perusahaan perdagangan selanjutnya

2.
-  Perdagangan kebutuhan rumah tangga

3.
- Pembangunan sarana penunjang perdagangan seperti pasar
- pembangunan dan peningkatan akses pertemuan permintaan dan penawaran




Hotel dan Restoran
                      Kota Lubuklinggau mempunyai potensi wisata baik  wisata alam maupun budaya. Beberapa obyek wisata antara lain Air Terjun Temam, Air Terjun Taqli, Bukit Sulap, Dam Air Watervang, Museum Subkos Garuda, Situs Benteng Kuto Ulak Lebar, dan Situs Megalith. Jumlah kunjungan wisata secara total mengalami peningkatan hampir 3 persen pada tahun 2008. Namun, jumlah wisatawan lokal dan asing mengalami peningkatan. Dalam kurun waktu beberapa tahun kunjungan wisatawan terus mengalami peningkatan
Posisi Kota Lubuklinggau sebagai daerah transit juga sangat mendukung perkembangan sarana penunjang pariwisata seperti hotel dan restoran. Pada tahun 2008 jumlah hotel sebanyak 20 buah dengan jumlah kamar yang tersedia sebanyak 477 dengan 630 tempat tidur. Adapun menurut klasifikasinya terdapat Hotel bintang 1 sebanyak 5 buah, hotel bintang 2 sebanyak 1 buah, hotel bintang 3 sebanyak 2 buah, dan hotel melati sebanyak 12 buah.

Jumlah Wisatawan yang Berkunjung Berdasarkan Asal wisatawan di Kota Lubuklinggau Th 2008

Tahun
Asing
Domestik
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1.
2003
224
40.254
40.478
2.
2004
193
48.414
48.607
3.
2005
140
69.366
69.506
4.
2006
193
75.468
75.661
5.
2007
170
89.887
90.057
6.
2008
331
92.393
92.724

Penyediaan sarana hotel dan restoran secara umum berbanding lurus terhadap penyediaan sarana untuk menunjang pariwisata daerah. Semakin tinggi jumlah kunjungan maka secara langsung semakin besar kebutuhan penyediaan hotel dan restoran untuk wisatawan 

Jumlah Wisatawan yang Berkunjung menurut Lokasi Potensi di Kota Lubuklinggau
                                  Tahun 2008
No
Kecamatan
Jumlah
(1)
(2)
(3)
1.
Lubuklinggau Barat I
-
2.
Lubuklinggau Barat II
8.231
3.
Lubuklinggau Selatan I
-
4.
Lubuklinggau Selatan II
1.151
5.
Lubuklinggau Timur I
30.007
6.
Lubuklinggau Timur II
47.610
7.
Lubuklinggau Utara I
-
8.
Lubuklinggau Utara II
5.394
Jumlah
92.393

                  Peluang kerjasama pembangunan sektor hotel dan restoran diprioritaskan pada daerah-daerah tujuan kunjungan wisatawan seperti di Kecamatan Lubuklinggau Timur II, Lubuklinggau Timur I, Lubuklinggau Barat II, dan Lubuklinggau Utara II. Beberapa peluang kerjasama pembangunan tersebut diantaranya:
-        Pembukaan area penyediaan penunjang pariwisata berupa hotel/restoran di kawasan tertentu
-       Penyediaan modal usaha untuk rumah tangga khususnya didaerah potensi kunjungan wisata guna pembukaan 
      usaha penyediaan makanan dan minuman
-       Promosi wisata yang dibarengi promosi akomodasi yang memadai di daerah kunjungan wisatawan
-       Pengembangan kulinari daerah
Angkutan
Sarana dan prasarana perhubungan darat di Kota Lubuklinggau antara lain jalan raya dan jalur kereta api. Prasarana jalan sangat diperlukan dalam memperlancar kegiatan ekonomi, perpindahan penduduk maupun kegiatan perdagangan antar wilayah. Pada tahun 2007 panjang jalan yang tersedia seluruhnya mencapai 438.252 km, terdiri dari 48.110 km jalan nasional, 4.600 km jalan propinsi, dan 385.542 km jalan kabupaten/kota. Angkutan berkaitan erat dengan jumlah armada pengangkutan yang tersedia. Di tahun 2008 tercatat lebih dari 3.000 kendaraan angkutan dengan berbagai ukuran dan kapasitas.
         Secara umum semakin maju perkembangan perekonomian maka akan meningkatkan mobilitas barang maupun manusia sehingga diperlukan sarana angkut yang semakin efektif dan efisien. Hal tersebut juga ditunjang oleh perbaikan sarana khususnya jalan raya. Peluang kerjasama pembangunan di sektor angkutan tersebut diantaranya:
-       penyediaan alat angkut untuk masyarakat dengan pengadaan oleh rumah tangga disertai pemberian kredit  lunak
-       perbaikan sarana dan prasarana penunjang seperti jalan, jembatan dan lain sebagainya

Komunikasi
Kegiatan kantor pos  antara lain  meliputi aktivitas pengiriman dan penerimaan surat, pos paket dan wesel. Dari tahun ke tahun aktivitas pelayanan kantor pos terus meningkat. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah penerimaan maupun pengiriman surat, pos paket dan wesel pada tahun 2008 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. AkantetapiSarana komunikasi melalui telepon pada tahun 2008 tidak mengalami pergerakan dibandingkan dengan tahun 2007. Kapasitas sentral telepon 10.380. Sedangkan jumlah pelanggan telepon mengalami peningkatan sekitar 2 persen. Hal ini dapat terjadi karena penggunaan telepon selular meningkat beberapa tahun terakhir ini.

Jumlah Sambungan Telepon dan Pelanggan di kota Lubuklinggau tahun 2008
No.
Tahun
Kapasistas Sentral
Pelanggan
Jumlah
BIS
RES
Sosial
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1
2003
7.642
983
6.205
20
7.208
2
2004
8.583
983
7.580
15
8.578
3
2005
9.301
1.023
8.210
17
9.250
4
2006
9.412
1.056
8.244
20
9.320
5
2007
10.380
1.068
8.531
21
9.620
6
2008
10.380
1.072
8.719
22
9.813

Selengkapnya...